Jawaban UAS Pemodelan dan Simulasi Kelas 7C Abdullah Akram 1903015125

Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) Dengan Intensitas Cahaya
Tulisan
ini memaparkan tentang piranti pengendali hama dengan memanfaatkan intensitas cahaya.
Intensitas cahaya dapat berpengaruh terhadap perilaku serangga (hama), sehingga
intensitas cahaya dapat dimanfaatkan guna menangkap serangga (hama) yang mana
penangkapan serangga (hama) tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian (pengendalian
hama serangga) serta dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Cahaya
memiliki daya tarik dan mampu mempengaruhi perilaku serangga (hama), dengan
intensitas tertentu akan diperoleh efesiensi sumber energi (catu daya), serta
daya pikat untuk mengumpulkan serangga (hama). Kemampuan ini dapat dijadikan
sebagai alat pengendalian populasi serangga yang tidak menguntungkan (hama)
dengan pendekatan ramah lingkungan, disamping juga serangga yang diperoleh
dapat dijadikan sumber pakan ternak yang berkualitas. Piranti yang efektif dan
efesien dapat dirancang agar cahaya dapat dipergunakan secara praktis di
lahan-lahan pertanian, dengan memperhatikan jangka waktu penggunaan dan sumber
listrik yang diperlukan.
Serangga
adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia. Total spesies serangga
sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies seluruh mahluk hidup sebanyak
12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah
serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu. Ini berarti jumlah serangga
yang teridentifikasi lebih dari 1/2 jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi. Serangga
adalah kelompok utama hama. Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat,
paling tidak ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Pertama:
serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3
spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga. Kedua: serangga
memiliki kemampuan adaptasi
yang
tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Ketiga: serangga memiliki jenis makanan
yang
beragam.
Keempat : serangga dapat berkembang biak dengan cepat. Kelima : serangga dapat
menjadi
resisten terhadap insektisida.
Sebagai
makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga mudah terpengaruh
oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara
fisik, yakni melalui pengaturan faktorfaktor fisik diantaranya suhu,
kelembaban, suara dan cahaya.
Kelembaban
(RH) : mempengaruhi penguapan cairan tubuh serangga, preferensi tempat hidup
dan persembunyian (terutama iklim mikro). RH Optimum 73-100%. Cahaya :
mempengaruhi aktivitas
serangga
(diurnal, nokturnal, krepuskular), perilaku serangga (tertarik gelombang
cahaya, menghindar gelombang cahaya). Serangga dapat dibedakan dalam berbagai jenis
menurut kemampuan adaptasi terhadap faktor fisik. Jenis serangga fototropik
positif adalah salah satu jenis serangga yang tertarik terhadap cahaya. Setiap
cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas tertentu. Intensitas cahaya
ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama) Besarnya intensitas cahaya yang
diperluka sangat berpengaruh terhadap sumber energi listrik yang dibutuhkan.
Suatu rancangan catu daya listrik, akan sangat berpengaruh terhadap efesiensi
energi. Jenis-jenis serangga yang mudah terpengaruh terhadap intensitas cahaya memberikan
data untuk merekomendasi bahwa cahaya dapat diterapkan sebagai pembasmi serangga
hama, dan kemudian serangga yang tertangkap juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak yang berkualitas. ketertarikan terhadap cahaya, dalam praktek secara
tradisional hal ini telah lama diaplikasikan
misalnya
menggunakan lampu petromak untuk menangkap laron (serangga), menangkap lalat
buah dengan warna kuning, menangkap lalat dengan warna-warni yang mencolok dan
menangkap nyamuk mengunakan cahaya ultraviolet. Bahkan di Malaysia dalam
beberapa aplikasi yang terbatas juga telah diterapkan dalam bidang pertanian.
RANCANGAN
ALAT PENANGKAP SERANGGA HAMA
Setelah
nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan
dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian. Secara umum
gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah sebagai berikut
; dengan menyalakan lampu utama (lampu 4 pada gambar ) dalam beberapa waktu untuk
mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama (lampu 4) padam, lampu
perangkapn serangga kecil (lampu 3) dinyalakan, sehingga serangga menuju
perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya serangga
ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap. Setelah lampu perangkap
serangga kecil (lampu 3) padam, kemudian lampu perangkap serangga sedang (lampu
2) dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap pertama menuju
perangkap ke dua (perangkap serangga sedang). Filter dipasang agar serangga besar
tidak terperangkap pada perangkap ke dua. Setelah lampu perangkap sedang (lampu
2) padam, kemudian lampu perangkap serangga besar (lampu 1) menyala sehingga
serangga besar menuju perangkap serangga ke tiga. Filter dipasang agar serangga
tertentu dalam ukuran sangat besar—yang biasanya menjadi prodator menguntungan—tidak
ikut terperangkap. Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh
serangga dalam tiga kategori ukuran: kecil, sedang, dan besar.
Prototype perangkap serangga yang telah dirancang:
Simpulan
Data Uji Laboratorium
Setelah
peralatan diimplementasikan maka nyala lampu siklus penangkapan serangga dapat diuji
di laboratorium dalam dua kondisi jumlah siklus tiap jam. Kondisi pertama
dimana diperoleh 6 siklus penangkapan serangga tiap jam dengan pembagian waktu;
4 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan semua serangga); 2 menit untuk nyala
lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke bejana perangkap); 2 menit untuk nyala
lampu 2 (mengarahkan serangga sedang ke bejana perangkap); 2 menit nyala lampu
1 (pengarah serangga besar ke bejana perangkap). Sehingga jumlah waktu yang
dibutuhkan dalam satu siklus penangkapan selama 10 menit.
Hasil
implementasi dan analisis data uji coba yang telah dilakukan menggambarkan
bahwa rancangan alat penangkap serangga (hama) yang diimplementasikan telah
memiliki mekanisme kerja yang sesuai rancangan dan dapat ditarik simpulan
sebagai berikut :
1.
Mikrokontroler AT 89C51 yang dirancang telah bekerja sebagaimana yang
diharapkan, dan mampu menjalankan software/program untuk mengendalikan Relay
JZC-22F-12V DC, dengan mengunakan sumber tegangan sebesar 12V.
2.
Relay JZC-22F-12V DC telah berhasil mengendalikan nyala lampu secara berturut turut
dalam siklus penangkapan serangga (hama) yang direncanakan.
3.
Skenario 6 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil
dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 3
selama 2 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 2 menit; dan mengatur nyala lampu
1 selama 2 menit.
4.
Skenario 3 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil
dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 8 menit; mengatur nyala lampu 3
selama 4 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 4 menit; dan mengatur nyala lampu
1 selama 4 menit.
5.
Catudaya Elemen Kering GS 7 M 12V 7 Ah, dapat diterapkan selama 10 jam/hari
dengan
ketahanan
energi sealama 1 hari.
6.
Catudaya Elemen Basah GS 12Vb 75A, dapat diterapkan sealam 10 jam/hari dengan ketahanan
energi selama 5 hari.
Nama : Abdullah Akram
NIM : 1903015125
Referensi : http://saeful.weebly.com/blog-kreatif/cahaya-perangkap-serangga || https://journal.uhamka.ac.id/index.php/rektek/article/view/113
Komentar
Posting Komentar